"Gue gak bisa ngoding, tapi pengen banget kerja di tech. Bisa gak sih?"
Tenang. Gak semua yang kerja di dunia teknologi itu coder, programmer, atau data scientist. Meskipun kemampuan ngoding bisa jadi nilai plus, faktanya banyak banget posisi di industri tech yang gak butuh kamu ngerti JavaScript, Python, atau ngebedain front-end sama back-end.
Nah, kalau kamu salah satu orang yang tertarik masuk ke industri teknologi tapi merasa “coding bukan dunia gue”, artikel ini cocok banget buat kamu. Yuk, kita bongkar skill-skill alternatif yang tetap dibutuhkan di dunia tech!
Kisah Nyata: April Koh, CEO Tanpa Latar Belakang Teknikal
April Koh adalah co-founder dan CEO dari Spring Health, sebuah startup kesehatan mental yang sekarang valuasinya mencapai lebih dari $2 miliar. Yang menarik? Dia bukan engineer, dan bahkan sempat ragu karena gak ngerti coding.
Dalam wawancaranya dengan Forbes, April cerita kalau dia justru berfokus ke visi produk, strategi bisnis, dan membangun tim—bukan ngulik kode. Dia merekrut CTO yang kompeten, dan membiarkan para engineer melakukan hal teknis, sementara dia fokus membangun produk yang sesuai kebutuhan pengguna.
“Saya bukan orang teknikal, tapi saya sangat teknikal dalam berpikir. Saya suka memecahkan masalah. Dan itu cukup.”
— April Koh, Forbes 30 Under 30 Interview
Jadi jelas ya, bahkan di level CEO pun, kamu bisa sukses di tech tanpa harus pegang baris kode.
Tambahan: Sabrina Mustopo, Founder Krakakoa (ex-McKinsey to Food Tech)
Sabrina Mustopo adalah pendiri Krakakoa, startup food-tech berbasis keberlanjutan. Latar belakangnya bukan teknologi atau coding—dia dulunya konsultan di McKinsey, lalu masuk ke dunia tech lewat jalur bisnis, produk, dan keberlanjutan.
Perjalanannya membuktikan bahwa tech bukan cuma urusan software, tapi juga soal bagaimana kita menyelesaikan masalah dengan pendekatan digital dan scalable.
Ini 5 Daftar Skill Alternatif yang Bisa Kamu Pelajari
1. Product Management: Jembatan Antara Ide dan Eksekusi
Apa yang Dilakukan:
Product Manager (PM) itu kayak "sutradara" di dunia tech. Mereka gak harus bisa ngoding, tapi mereka harus paham bagaimana produk dikembangkan, digunakan, dan ditingkatkan.
Skill yang Dibutuhin:
- Analytical thinking: bisa baca data dan ambil keputusan berdasar insight
- Komunikasi: jago ngobrol sama engineer, desainer, sampai stakeholder
- Problem-solving: mikirin solusi dari feedback user
Referensi:
Menurut Harvard Business Review, peran PM makin krusial karena mereka jadi titik temu antara tim teknis dan tim bisnis (HBR, 2021).
2. UI/UX Design: Bikin Produk Lebih “Manusiawi”
Apa yang Dilakukan:
Desainer UI/UX mikirin bagaimana tampilan dan alur sebuah aplikasi atau website bisa bikin user nyaman dan ngerti cara makenya.
Skill yang Dibutuhin:
- Empati: paham cara berpikir dan kebutuhan user
- Desain visual: warna, bentuk, tipografi
- Desain thinking, wireframing, user research, usability testing. dll
Fokus: bikin tampilan dan pengalaman pengguna yang intuitif & menarik.
Tools: Figma, Adobe XD, Sketch, dll
Bonus:
Gak harus lulusan desain. Banyak desainer UI/UX yang belajar otodidak lewat platform kayak Coursera atau IDCourserian.
Referensi:
Studi dari NNGroup menyebut bahwa pengalaman pengguna yang baik bisa ningkatin retensi hingga 200% (Nielsen Norman Group).
3. Digital Marketing: Ngolah Data, Bikin Strategi
Apa yang Dilakukan:
Digital marketer fokus di growth—dari bikin konten, analisis performa, sampe bikin iklan digital.
Skill yang Dibutuhin:
- SEO/SEM
- Social media strategy
- Copywriting dan storytelling
- Data analysis pakai tools kayak Google Analytics
- Content strategy, campaign analysis, funneling dll
Tools: Google Ads, Meta Ads, Ahrefs, Mailchimp dlll
Referensi:
Menurut LinkedIn Jobs on the Rise 2024, Digital Marketing Specialist adalah salah satu posisi paling cepat tumbuh di Asia Tenggara.
4. Data Analyst (Yes, Tanpa Coding Berat!)
Apa yang Dilakukan:
Bukan data scientist ya. Data analyst biasanya fokus nyari pola dari data pakai tools seperti Excel, SQL dasar, atau BI tools kayak Tableau dan Looker.
Skill yang Dibutuhin:
- Logika dan statistik dasar
- Business Intelligence tools
- Interpretasi data untuk keputusan bisnis
- Excel, SQL, data visualization, dll
Fokus: ngolah data jadi insight bisnis dan produk.
Tools: Looker Studio, Excel, Python (opsional), Tableau dll
Catatan:
Kalau kamu bisa pakai Excel dengan pivot table dan bikin dashboard, kamu udah satu langkah lebih dekat ke sini.
5. Technical Writer/UX Writing: Nulis Buat Dunia Tech
Apa yang Dilakukan:
Menulis dokumentasi, user guide, atau konten teknis lain yang bisa dimengerti manusia non-teknis.
Skill yang Dibutuhin:
- Kemampuan menulis jelas dan runut
- Paham konteks teknis (tanpa harus bisa bikin kode)
- Kolaborasi sama engineer dan PM
- Bahasa yang jelas, paham konteks pengguna, mampu simplify hal teknis dll
Fokus: nulis dokumentasi teknis, manual, atau microcopy buat app/website.
Tools: Notion, Docs, Figma (untuk UX copy), CMS tools dll
Referensi:
Menurut Society for Technical Communication, profesi ini makin dibutuhkan seiring makin banyaknya produk digital yang kompleks.
Tambahan Jalur Alternatif Lain (Opsional Tapi Relevan)
- Customer Success / Support (SaaS)
Bantu klien memahami dan menggunakan produk tech dengan optimal. Butuh empati dan komunikasi yang kuat. - Business Development / Partnership
Cocok buat yang jago negosiasi, networking, dan deal making. - QA Tester (Manual)
Bisa masuk tanpa coding berat, fokusnya nyari bug dan uji pengalaman pengguna. - HR Tech / Recruiter (Tech-focused)
Fokus cari talent digital (desainer, engineer, data). Harus ngerti dunia tech, tapi gak perlu bisa coding.
Jadi, Apa Yang Bisa Kamu Lakuin Sekarang?
- Temukan passion kamu – apakah kamu lebih suka visual, tulisan, data, atau strategi?
- Mulai dari skill dasar – belajar lewat platform seperti Coursera, RevoU, atau Dicoding.
- Bikin portofolio – meski kecil-kecilan, ini bukti kamu serius.
- Gabung komunitas – seperti FemaleGeek, ID Product, UXiD, dan lainnya.
- Magang atau freelance – pengalaman lebih penting dari gelar.
Penutup: Dunia Tech Itu Luas, Gak Harus Ngoding
Ngoding itu kayak salah satu bahasa aja. Tapi dunia teknologi bukan cuma soal bahasa pemrograman. Ada dunia desain, strategi, komunikasi, dan analisis yang sama pentingnya.
Jadi, kalau kamu selama ini mikir, “gue gak cocok di tech karena gak bisa ngoding”, mungkin kamu cuma belum nemu peran yang pas.
Ingat, semua orang bisa punya tempat di tech—asal mau belajar, eksplorasi, dan tahan banting.
Suka artikel ini? Share ke temanmu yang masih mikir kerja di tech = ngoding doang. Siapa tahu jadi pencerahan